Pages

Subscribe:

Kamis, 24 Februari 2011

Kesehatan

Cara Mengurangi Dampak Bakteri Sakazakii
"Artinya kalau dikonsumsi oleh bayi yang sehat, maka tidak akan terjadi apa-apa."



Bakteri Enterobacter sakazakii belakangan ini populer dan menimbulkan keresahan masyarakat gara-gara pengumuman adanya susu formula yang terkontaminasi bakteri tersebut. "Sebenarnya sakazakii itu bervariasi, penelitian yang dilakukan pada mencit (anak tikus) sifatnya hanya sebagai pemeriksaan," kata Purwiyatno Hariyadi, ahli teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor di Kemendiknas, Jakarta.

Uji coba dilakukan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan mengambil sampel dari beberapa merk susu formula. Peneliti dari IPB lantas mengujicobakan sampel itu pada mencit yang masih berusia enam hari. Bakteri ini, menurutnya, bersifat patogen oportunistik.

"Artinya kalau dikonsumsi oleh bayi yang sehat, maka tidak akan terjadi apa-apa, jadi tidak semua bayi berisiko terkena," kata dia.

Kelompok bayi beresiko tinggi terinfeksi E.sakazakii yaitu bayi prematur sehingga berat badannya rendah atau bayi yang lahir dari ibu yang mengidap HIV.

Selain itu, susu formula juga tidak boleh mengandung Salmonella yang dapat mengakibatkan tipes. Berbeda dengan Salmonella, bakteri E.sakazakii masih relatif dapat dimatikan dengan air panas bersuhu 70 derajat.

"Selain kebersihan tangan, botolnya harus bersih jangan sampai ada sisa-sisa, begitu juga dengan airnya. Suhu air juga harus cukup dan penyimpanan susu formulanya juga harus yang benar, jangan sembarangan meletakkan," kata Purwiyatno.

0 komentar:

Posting Komentar